KESEIMBANGAN PENUH HIKMAH

Oleh: Mahir Martin

Banyak sekali keseimbangan yang bisa kita rasakan hikmahnya dalam kehidupan kita. Dua tangan kita, dua kaki kita, dua mata kita, dua telinga kita adalah sebagian contoh sistem keseimbangan yang luar biasa sekali tertata rapi dalam organ tubuh kita. Kita akan merasakan bagaimana sulitnya berjalan bila satu mata atau satu kaki kita tidak berfungsi, bagaimana sulitnya mengangkat benda bila salah satu tangan kita tidak berfungsi, kita juga akan kehilangan keseimbangan tubuh kita apabila satu telinga kita tidak berfungsi.

Keseimbangan juga dapat diartikan proporsi yang tepat atau adil dalam bahasa kita sehari-hari. Jika kita mempunyai dua orang anak, yang satu belajar di sekolah dasar, yang satu kuliah maka kita harus adil dalam memberikan uang saku kepada mereka. Yang kuliah sudah seharusnya mendapatkan uang saku lebih besar karena memang kebutuhannya yang lebih banyak. Jika kita memberikan uang saku yang sama kepada mereka maka kita tidak bisa dikatakan berlaku adil karena kita tidak memberikan proporsi yang seimbang.

Al-adl, yang maha adil adalah salah satu nama Allah SWT dalam asmaul husna. Allah SWT  memberikan suatu sesuai dengan proporsinya, penuh dengan keseimbangan yang sempurna. Perhatikan bagaimana Allah SWT memberikan rezekiNya kepada mahkluk yang paling lemah dengan mudahnya. Tanpa kesulitan seekor ikan kecil akan mendapatkan plankton yang akan menjadi rezekinya. Sebaliknya seekor binatang buas harus berlari, meraung dan menerkam untuk mendapatkan rezekinya. Tetapi dibalik itu semuanya tidak ada satu mahklukpun di muka bumi yang luput dari rezekiNya. Betapa sempurna keadilan Allah SWT, betapa seimbangnya keadilan Allah SWT.

Keseimbangan dalam berbagai ilmu

Dalam ilmu Biologi, kita mengenal suatu sistem rantai makanan. Rantai makanan adalah proses makan memakan antar individu dalam suatu ekosistem. Jika rantai makanan terputus dengan musnahnya salah satu individu maka akan terjadi lonjakan pada salah satu populasi dan penurunan pada populasi yang lain. Lonjakan dan penurunan populasi akan berakibat fatal terhadap keseimbangan ekosistem tersebut. Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan terhadap keseimbangan rantai makanan, diantaranya adalah tekanan alam dan aktivitas manusia sendiri. Interaksi antar komponen ekosistem yang berjalan dengan baik akan membuat rantai makanan berjalan dengan baik dan seimbang dan akan memungkinkan proses kehidupan akan terus berlangsung dan berkesinambungan.

Dalam ilmu Fisika juga ditemukan sistem keseimbangan. Suatu sistem dikatakan seimbang jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut sama dengan nol. Pada keadaan ini maka suatu sistem akan diam dan membentuk suatu keseimbangan statis ataupun akan bergerak dengan kecepatan tetap dan membentuk suatu keseimbangan dinamis. Keseimbangan dalam sistem akan rusak dengan adanya gangguan gaya dari luar yang mencoba masuk ke dalam sistem.

Dalam ilmu Kimia dikenal suatu sistem reaksi keseimbangan. Dalam reaksi kesimbangan maka akan terjadi suatu keseimbangan dinamis dimana zat yang terdapat pada pereaksi akan bergerak maju ke arah hasil rekasi. Pada saat yang sama zat pada hasil reaksi akan bergerak kembali ke arah pereaksi yang dikenal dengan nama reaksi reversible. Jika kecepatan reaksi maju sama dengan kecepatan reaksi kembali maka akan didapat suatu kondisi seimbang. Pada kondisi ini terlihat secara makroskopis tidak terjadi perubahan pada reaksi, tetapi secara mikroskopis pereaksi dan hasil reaksi terus menerus bergerak maju dan kembali tanpa henti dengan kecepatan yang sama. Kondisi keseimbangan ini hanya bisa diganggu dengan adanya penambahan zat, perubahan volume wadah, perubahan tekanan dan perubahan suhu reaksi.

Dalam ilmu Ekonomi terdapat istilah keseimbangan pasar yaitu keadaan tercapainya persetujuan antara produsen dan konsumen mengenai harga suatu barang. Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Fluktuatifnya permintaan dan penawaran di pasar membuat titik keseimbangan pasar selalu bergerak dinamis. Setelah pasar sampai ke titik keseimbangan penjual dan pembeli akan mencapai suatu titik kepuasan. Pasar yang selalu berada dalam titik keseimbangan akan membawa kemakmuran kehidupan ekonomi. Rasa saling percaya dan saling membutuhkan satu sama lain akan mencuat di dalam kehidupan bermasyarakat sehingga akan muncul suatu kebersamaan dalam masyarakat.

Dalam ilmu kedokteran dan psikologi kita dianjurkan untuk menjaga keseimbangan jasmani dan rohani. Setiap hari kita makan, beraktivitas dan berolah raga adalah untuk kesehatan jasmani kita. Pola hidup yang baik juga dapat meningkatkan kualitas jasmani kita. Sama halnya dengan jasmani, rohani juga memerlukan asupan suplemen untuk eksistensinya. Banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan untuk rohani kita diantaranya beribadah, memperdalam ilmu,  berkumpul bersama orang-orang baik, berdiskusi dan meluangkan waktu untuk membaca buku-buku yang dapat menguatkan pondasi keimanan kita. Keseimbangan antara jasmani dan rohani harus kita jaga dengan memegang prinsip terus menerus menghidupkan api semangat Sang Pencipta dalam setiap nafas yang kita hirup.

Dalam ilmu Agama kita diajarkan untuk menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat. Ada ungkapan yang mengatakan:”kejarlah duniamu seakan kau akan hidup selamanya dan kejarlah akhiratmu seakan kau akan mati besok”. Dunia dan akhirat bagaikan saudara kembar yang selalu membutuhkan perhatian yang sama. Kita tidak boleh menganak tirikan salah satu darinya. Setiap hari dalam doa, kita selalu mengucapkan Robbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina adzabannar (QS. Al-Baqarah:201),” Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka.” Betapa indahnya keseimbangan antara dunia dan akhirat yang diajarakan oleh agama kita. Pada zaman dimana prinsip keseimbangan masih di pegang teguh maka kita akan mendapatkan para pengisi sejarah bermunculan seperti Ibnu Khaldun, Al Jabbar, Ibnu Sina dan Jabir bin Hayan. Mereka adalah contoh konkrit bagaimana menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat yang patut kita tiru dan tauladani.

Keseimbangan dalam alQuran

Dalam buku Cahaya AlQuran karangan ulama kharismatis asal Turki, Muhammad Fathullah Gulen dibahas satu hal yang sangat penting tentang ayat: “seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam (QS Al-Baqarah ayat 251).” Beliau mengatakan dalam penafsiran ayat diatas, “Segala sesuatu telah ditetapkan suatu peraturan dan ketetapan tertentu. Yang sedemikian itu hanyalah untuk menjaga adanya keseimbangan bagi umat manusia.” Dapat disimpulkan bahwa keseimbangan amat sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan keseimbangan itu sendiri telah ditetapkan berdasarkan peraturan dan ketetapan tertentu yang merupakan karunia yang dicurahkan Allah SWT atas semesta alam.

Seakan menjelaskan Firman Allah SWT tersebut maka kita masih bisa menemukan karunia Allah SWT berupa orang-orang mukmin untuk menyeimbangkan orang-orang kafir, orang-orang yang berpihak kepada kebenaran untuk menyeimbangkan orang-orang zhalim, orang-orang yang adil untuk menyeimbangkan orang yang berbuat kewenangan, orang yang memiliki kasih sayang untuk menyeimbangkan orang yang suka kekerasan dan orang-orang yang ikhlas berjuang di jalan Allah untuk menyeimbangkan orang yang tidak peduli dengan agamanya.

Di akhir penjelasan tafsir ayat tersebut Muhammad Fathullah Gulen mengatakan bahwa kesemuanya itu diciptakan oleh Allah SWT untuk menciptakan dasar-dasar keseimbangan di antara manusia, seperti diciptakannya pula keseimbangan yang ada di alam tabiat, agar dunia tidak menjadi tempat bagi orang-orang yang kuat yang mengikuti hawa nafsu mereka.

Ya, dengan adanya keseimbangan semua menjadi baik. Keseimbangan bisa tercapai dengan takaran yang penuh dengan ketelitian. Sedikit saja terdapat kekurangan atau kelebihan maka keseimbangan akan terganggu. Begitu banyak gangguan yang akan kita hadapi dalam menjaga keseimbangan, tetapi perlu kita ingat bahwa ketetapan Allah SWT sudah pasti dalam menjaga keseimbangan dalam kehidupan kita.